Bandar Sabu Di Tebo Tewas Saat Ditangkap, Kematiannya Picu Kecurigaan Keluarga

admiin
6 Agu 2025 16:03
Daerah HUKUM 0 125
3 menit membaca

PerKlik.com – Seorang pria bernama Ariyadi (40), warga Desa Pemayungan, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi, dilaporkan tewas saat proses penangkapan oleh pihak kepolisian pada Sabtu (2/8/2025) sekitar pukul 18.45 WIB. Peristiwa tragis ini terjadi di Dusun Tebing Seri, Desa Pulau Panjang, Kecamatan Tebo Ulu.

Menurut keterangan resmi dari Kasi Humas Polres Tebo, Ipda Ardimal Hagia, penangkapan dilakukan berdasarkan laporan warga mengenai aktivitas transaksi narkoba yang marak terjadi di wilayah tersebut. Unit Reskrim Polsek Tebo Ulu langsung bergerak cepat dan menyergap tiga orang yang diduga sedang melakukan transaksi di sebuah pondok kecil.

Dua pelaku berhasil ditangkap di lokasi, termasuk Ariyadi, sementara satu lainnya berhasil melarikan diri. Namun, proses penangkapan tak berjalan mulus. Ariyadi disebut melakukan perlawanan sengit hingga menyebabkan seorang anggota polisi mengalami luka pada bibir dan kepala akibat senjata tajam.

Meski telah diberikan dua kali tembakan peringatan, Ariyadi tetap melawan. Polisi kemudian menembak ke arah kaki pelaku untuk melumpuhkannya. Setelah itu, Ariyadi dilarikan ke Puskesmas Pulau Temiang, namun dinyatakan meninggal dunia.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita barang bukti narkoba berupa sabu seberat 98,62 gram. Satresnarkoba Polres Tebo kini masih memburu dua pelaku lainnya yang kabur serta menyelidiki jaringan narkoba yang terlibat.

Namun, kematian Ariyadi justru menyisakan luka mendalam dan pertanyaan besar bagi keluarga. Rokaya, kakak korban, mengungkapkan sejumlah kejanggalan atas peristiwa ini.

Menurut Rokaya, Ariyadi terakhir kali terlihat meninggalkan rumah sekitar pukul 17.00 WIB, dan sempat mengatakan kepada tetangga bahwa ia hendak menuju SP 7. Bahkan pada pukul 18.30 WIB, Ariyadi sempat menelepon keponakannya, sebelum akhirnya tak bisa dihubungi lagi.

Sekitar pukul 21.00 WIB, keluarga mendapat kabar simpang siur dari warga mengenai adanya pembunuhan di Teluk Keloyang. Tak lama, mereka diberitahu bahwa dua orang ditangkap dan salah satunya terluka parah lalu dibawa ke Puskesmas.

Keluarga pun mengutus perwakilan untuk memastikan kondisi Ariyadi, dan mendapati jenazah korban sudah dalam keadaan tertutup kain. Permintaan untuk membawa jenazah pulang dikabulkan, namun tanpa adanya dokumen penyerahan resmi atau berita acara kematian.

Setibanya di rumah, kondisi jenazah Ariyadi membuat keluarga syok. Rokaya menyebut ada luka tembak di kaki, luka robek di betis, luka di kepala dan leher, serta mata kiri yang tampak pecah. Keluarga menyatakan keberatan atas kematian ini dan berharap ada transparansi dalam proses hukum.

Upaya untuk meminta autopsi ulang pun menurut keluarga mendapat hambatan dari pihak tertentu, meskipun kematian Ariyadi masih menyisakan banyak tanda tanya.

Keluarga besar Ariyadi kini meminta aparat berwenang, termasuk institusi independen seperti Komnas HAM dan LPSK, untuk turut mengawal kasus ini agar kejelasan kematian Ariyadi tidak berhenti hanya pada versi aparat.

Apakah benar kematian Ariyadi merupakan konsekuensi dari perlawanan saat penangkapan? Ataukah terdapat tindakan berlebihan dalam proses pengamanan?

Keadilan dan transparansi kini menjadi harapan utama keluarga, di tengah rasa duka yang belum sembuh.(Tim)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *