PerKlik.com – Di sudut Pulau Sulawesi, berdiri megah sebuah pegunungan yang tak hanya menantang fisik, tetapi juga membangkitkan imajinasi: Gunung Latimojong. Dengan puncaknya, Rante Mario, menjulang setinggi 3.430 meter di atas permukaan laut, gunung ini bukan hanya tertinggi di Sulawesi—melainkan juga menyimpan pesona layaknya negeri dongeng yang hidup dalam dunia nyata.
Berada di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Gunung Latimojong adalah bagian dari tujuh puncak tertinggi Indonesia (Seven Summits of Indonesia). Namun lebih dari sekadar destinasi pendakian, Latimojong menawarkan kombinasi sempurna antara alam liar yang memesona, kearifan lokal, dan kisah legenda yang mistis.
Salah satu daya tarik utama Gunung Latimojong adalah keberadaan hutan montana—hutan lebat yang kerap diselimuti kabut dan dipenuhi lumut tebal. Di sinilah pendaki akan merasa seakan sedang melangkah di antara bab halaman buku dongeng. Pohon-pohon tinggi berselimut lumut hijau, udara lembap, suara burung, dan tanah yang empuk menciptakan suasana magis yang tak ditemukan di tempat lain.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Latimojong menyimpan hutan lumut terluas di Asia Tenggara, menjadikannya harta karun ekologis sekaligus panggung alami yang menakjubkan.
Seperti negeri dongeng yang sesungguhnya, Gunung Latimojong memiliki cerita rakyat yang turun temurun: Legenda Nenek Mori. Konon, seorang nenek bijak tinggal di Puncak Nenemori bersama cucunya, Mori, dan memiliki kekuatan supranatural untuk berkomunikasi dengan makhluk halus serta memanggil hewan buruan hanya dengan melantunkan kidung.
Ia memelihara seekor kerbau putih yang dipercaya sebagai penanda hujan. Hingga suatu ketika, sang cucu melanggar pesan Nenek dan mendaki batu keramat tanpa izin. Sejak itu, Nenek menghilang selamanya. Namun masyarakat percaya, hingga kini roh Mori masih menyusuri gunung dalam sunyi, berharap bertemu Nenek kembali.
Cerita ini bukan hanya legenda, tapi menjadi bagian dari identitas spiritual masyarakat lokal. Gunung ini dipercaya memiliki kekuatan gaib yang tak terlihat, namun terasa oleh siapa pun yang benar-benar hadir dengan hati terbuka.
Gunung Latimojong adalah gunung berlapis tujuh puncak, masing-masing memiliki karakter unik:
Dari puncak Rante Mario, pemandangan hamparan awan dan deretan puncak lainnya seolah membawa kita ke dunia para raja, ksatria, dan petualang. Bagi para pendaki, ini adalah hadiah terindah setelah perjalanan berat yang menguji ketahanan fisik dan mental.
Di balik lebatnya hutan, hidup makhluk-makhluk unik nan langka yang seakan berasal dari dunia fantasi: anoa yang gagah, babi rusa dengan taring mencuat ke atas, dan maleo, burung misterius yang hanya bertelur di pasir panas. Semua ini menjadikan Latimojong sebagai tempat perlindungan bagi keanekaragaman hayati yang sangat berharga.
Pendaki beruntung bahkan bisa mendengar nyanyian burung anis kancil atau melihat langsung kantong semar menggantung di batang pohon. Tiap langkah di Latimojong adalah perjalanan melintasi halaman demi halaman dunia yang hidup.
Di sepanjang jalur pendakian, tersebar mata air jernih, sungai kecil, dan air terjun tersembunyi yang menjadi oase di tengah hutan. Sungai Sulu Karangan, salah satu yang paling terkenal, menjadi tempat istirahat dan sumber kesegaran alami. Suara air yang mengalir lembut berpadu dengan kicauan burung menciptakan harmoni sempurna—layaknya simfoni alam.
Masyarakat di Desa Karangan yang berada di kaki gunung masih memegang kearifan lokal dalam menjaga hutan dan gunung. Mereka bukan hanya penunjuk jalan bagi para pendaki, tapi juga penjaga spiritual Gunung Latimojong.
Banyak yang percaya, Latimojong bukan tempat untuk ditaklukkan, tapi tempat untuk dihormati. Dengan nilai-nilai adat yang mereka junjung tinggi, penduduk lokal telah menjaga keseimbangan alam dan manusia selama ratusan tahun.
Gunung Latimojong adalah perpaduan antara keindahan alam, kisah legenda, misteri hutan, dan semangat petualangan. Setiap jalur setapak menyimpan cerita, setiap kabut yang turun membawa pesan, dan setiap suara dari pepohonan seolah bisikan dari dunia lain.
Bagi para pendaki dan pecinta alam, mendaki Gunung Latimojong bukan hanya menaklukkan ketinggian—melainkan memasuki dunia yang terasa bak negeri dongeng, di mana batas antara nyata dan mistis menjadi samar, dan jejak langkah meninggalkan kenangan tak terlupakan.(Tim)
Tidak ada komentar